Sore hari, Jumat, 30 Oktober 2009, merencanakan untuk pulang dari kantor agak sore. Saat waktu mendekati jam pulang kantor, mendadak ada telpon dari teman di lantai 3, dia minta dibuatkan newsletter untuk dikirimkan sore itu juga. "Yah, alamat nglembur deh," kataku dalam hati.
Singkat cerita, pekerjaan tambahan itu akhirnya selesai, walaupun belum 100%, sekitar jam 20.30. Dengan santai, walaupun akhirnya pulang agak malam, aku berjalan keluar dari kantor dan menyusuri Jl. Panjang menuju ke halte busway, seperti biasanya. Capek dan ngantuk banget rasanya.
Menjelang perempatan Kedoya Duri Raya terdengar ada seseorang menghampiriku -awalnya kukira penipu yang mo nawarin barang pameran seperti yang pernah 2 kali kutemui- dari arah belakang, "Mas, kalo jalan ke arah Parung ke arah mana ya?" tanya seorang pria bertampang lusuh dan tampak kelelahan.
"Parung Bogor maksudnya?" aku coba memastikan.
"Iya mas, daerah Bogor," jawabnya kemudian.
"Tinggal lurus aja kalau mau ke Parung. Naik bis aja dulu ke Lebak Bulus, baru dari situ ada angkutan yang ke arah Parung," kataku menjelaskan.
"Jauh nggak mas jaraknya dari sini ke Lebak Bulus?" dia bertanya lebih lanjut.
"Wah, jauh banget. Mendingan naik bis aja dulu dari sini," jawabku.
"Ya sudah mas. Terima kasih. Insya Allah saya jalan kaki saja," katanya mengakhiri percakapan.
Jujur kuakui jawaban yang dia berikan saat itu cukup membuatku terkaget-kaget dan berpikir. "Waduh, ini orang mau jalan kaki sampe Parung. Niat banget. Apa orang lagi prihatin ya? Atau jangan-jangan orang lagi kehabisan ongkos," dalam hati aku bertanya-tanya.
Singkat cerita, pekerjaan tambahan itu akhirnya selesai, walaupun belum 100%, sekitar jam 20.30. Dengan santai, walaupun akhirnya pulang agak malam, aku berjalan keluar dari kantor dan menyusuri Jl. Panjang menuju ke halte busway, seperti biasanya. Capek dan ngantuk banget rasanya.
Menjelang perempatan Kedoya Duri Raya terdengar ada seseorang menghampiriku -awalnya kukira penipu yang mo nawarin barang pameran seperti yang pernah 2 kali kutemui- dari arah belakang, "Mas, kalo jalan ke arah Parung ke arah mana ya?" tanya seorang pria bertampang lusuh dan tampak kelelahan.
"Parung Bogor maksudnya?" aku coba memastikan.
"Iya mas, daerah Bogor," jawabnya kemudian.
"Tinggal lurus aja kalau mau ke Parung. Naik bis aja dulu ke Lebak Bulus, baru dari situ ada angkutan yang ke arah Parung," kataku menjelaskan.
"Jauh nggak mas jaraknya dari sini ke Lebak Bulus?" dia bertanya lebih lanjut.
"Wah, jauh banget. Mendingan naik bis aja dulu dari sini," jawabku.
"Ya sudah mas. Terima kasih. Insya Allah saya jalan kaki saja," katanya mengakhiri percakapan.
Jujur kuakui jawaban yang dia berikan saat itu cukup membuatku terkaget-kaget dan berpikir. "Waduh, ini orang mau jalan kaki sampe Parung. Niat banget. Apa orang lagi prihatin ya? Atau jangan-jangan orang lagi kehabisan ongkos," dalam hati aku bertanya-tanya.